Hari libur itu, semua berjalan seperti biasa, tak ada kejadian yang aneh samasekali hingga siang hari, aku berjanji akan membawakan Pie Strawberry ke rumah temanku Lena bersama Very.
Aku pun segera bersiap-siap menunggu di depan gang yang dijanjikan, Very datang dengan murung, aku kira dia ada masalah, ternyata ia marah padaku dan Lena, aku pun tidak tahu masalahnya dan tidak berani bertanya. Maka kami hanya diam-diaman hingga rumah Lena.
Saat di rumah Lena, Lena menyambut dengan ramah, tetapi kulihat makin murunglah wajah Very. Tiba-tiba ia menyepak kue itu hingga membentur dinding dan dinding itu penuh berlumurkan pie. Very pun pergi tanpa kata.
Aku lihat wajah Lena, ia jengkel, sebab hari itu ia lelah karena baru saja pulang dari luar kota. Aku berusaha menghiburnya “Yah, cat baru yang manis” Kataku sambil tersenyum, Lena tertawa dan mengambil beberapa peralatan untuk membersihkan pie itu “Mari kita bersihkan, lapar nih” Kataku lagi. Kami pun membersihkan dinding bersama, kadang-kadang kami mencobanya. Awalnya aku ingin segera pulang, tetapi aku pulang setelah membantu Lena.
Dua hari kemudian, aku dengar Lena sakit tifus dan sedang dirawat di rumah sakit. Aku pun menjenguknya.
Sesampainya di sana, aku segera mencari kamar Lena dan masuk. Lena tampak lemas dan hanya sendirian, sebab orangtuanya masih berada di luar negeri, rupanya ketika kami membersihkan dinding, ia sudah terkena gejala tifus ke dua.
Ia mengatakan sesuatu dan samar-samar kudengar “Kue pai Strawberry nikmat” Lena sungguh ingin makan kue itu. Mendadak pintu kamar dibuka pelan, tampak Very datang membawakan kue itu, kami menoleh, wajah Very penuh penyesalan “Maaf ya, kemarin itu aku marah karena aku lihat kalian bersepeda berdua tanpa mengajakku dari warung” Kata Very “Saat itu kami akan mengajakmu, karena itu kami menuju rumahmu” Kataku. Very memberikan Lena pie itu dan dengan cepat tanpa memamandang aku, aku hanya tersenyum senang, temanku bisa makan dan sehat.
“Wah rupanya ia sudah mau makan” Kata seorang suster yang tanpa kami ketahui masuk “Kemarin ia tidak mau makan, dan ketahuan memberikan makanannya pada kucingnya” Kata suster itu lagi, Lena hanya tersenyum sambil terus makan.
Dua jam sudah kami di sana, kemudian aku dan Very pulang, karena waktu berkunjung hampir habis. Aku dan Very merasa sangat senang.
Dua minggu kemudian, Lena sudah sehat kembali, kami bisa menikmati libur Natal itu dengan bahagia, untungnya hari Natal masih satu hari lagi. Jadi kami berjalan-jalan bersama ke taman rekreasi. Akhirnya, tidak ada permusuhan lagi diantara kami.
By : Kristina Andita Pradani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar