Kerajaan Bali dalam perkembangan sejarahnya, kerajaan Bali ini mempunyai beberapa hubungan dangan Pulau Jawa karena letak mereka yang berdekatan. Dahulu, pulau Bali tidak menjadi satu kerajaan, akan tetapi terdiri dari beberapa kerajaan yang kemudian dijadikan menjadi satu, tetapi sosok yang berhasil menajdikan Bali menjadi satu kerajaan utuh belum juga diketahui karena minimnya peninggalan dari kerajaan Bali.
Akan tetapi riwayat kerajaan Bali masih dapat diketahui melalui beberapa peninggalan, antara lain:
- Prasasti desa Blanjong Sanur
Prasasti ini berasal dari tahun 914 saka, isinya mengenai bagaimana Raja Khesari Warmadewa memerintah di Kerajaan Bali, kemudian digantikan oleh Ugrasena pada tahun 915 saka, prasasti ini bertuliskan huruf Nagari dan sebagian besar tulisannya berbahasa Sansekerta - Berita dari Cina
Pada abad ke 11 masehi, di Cina telah tersiar kabar adanya kerajaan Bali yang mereka sebut sebagai Po-li yang tatacara pemerintahan dan sistem sosialnya mirip dengan kerajaan Ho-ling, misalnya, penduduk kerajaan ini menulis di atas daun lontar dan ketika ada orang yang meninggal, mulutnya dimasuki emas kemudian dibakar. tata cara ini masih berlaku di Bali sebagai ngaben - Komplek Candi Gunung Kawi di Tampak Siring
Sistem Kepercayaan
Kerajaan Bali adalah kerajaan Hindu yang masih terpengaruh oleh animisme dan dinamisme masyarakat asli pulau Bali, masyarakatnya pun menjadi politeisme, atau menyembah banyak dewa sehingga pulau Bali dinamakan Pulau Dewata.
Struktur Kerajaan
- Kehidupan Politik
Kerjaan Bali diyakini memiliki struktur pemerintahan yang tidak jauh berbeda dengan kerajaan Ho-ling, raja-raja Bali dibantu oleh beberapa penasehat kerajaan yang disebut "Pakirakiran I Jro Makebehan" yang terdiri dari beberapa Senapati dan pendeta-pendeta yang telah terpercaya, penasehat ini hanya bisa sebatas memberikan nasihat dan pertimbangan, tetapi tidak bisa menjalankan sistem pemerintahan. - Kehidupan Budaya
Pada pemerintahan raja Anak Wungsu, sistem budaya yang ada telah jelas, terlihat pula perbedaan antara seni kerajaan dan seni rakyat biasa, serta munculnya berbagai kesenian baru di masa pemerintahan raja Anak Wungsu seperti : Pemain suli, wayang, penabuh drum, topeng, dll - Kehidupan Sosial
Kerajaan Bali menganut sistem hal waris, yang dipengaruhi oleh kesenian dan agama, selain itu ada hal yang menarik dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak, misalnya Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. Pada golongan Brahmana dan Ksatria untuk anak pertama disebut Putu. Pemberian nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan berkaitan dengan upaya pengendalian jumlah penduduk. - Kehidupan Ekonomi
Berhubung Bali memiliki banyak pantai, maka banyak masyarakatnya yang berprofesi sebagai nelayan dan masyarakat lainnya berprofesi sebagai petani, pemburu, buruh, peternak atau pekerja istana
Masa Kejayaan
Masa kejayaan Kerajaan Bali terjadi pada saat Dharmodayana naik tahta. Pada masa Dharmodaya, kerajaan ini mengalami kejayaan dengan sistem pemerintahan yang semakin jelas daripada sebelumnya.
Pada masa Dharmodayana ini, pihak kerajaan memperkuat hubungan tersebut dengan mengawinkan Dharma Udayana dengan Mahendradata, putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur. Hal ini akhirnya semakin memperkokoh kedudukan kerajaan di antara Pulau Jawa dan Bali.
Penyebab Keruntuhan
Kerajaan Bali mengalami kejatuhan akibat siasat dari Mahapatih Gajah Mada yang pada waktu itu sedang memperluas ekspansinya ke nusantara, awalnya ia mengajak raja Bali untuk berunding mengenai penyerahan kerajaan Bali ke tangan Kerajaan Majapahit, karena itulah patih Kebo Iwa dikirim ke Majapahit untuk perundingan damai, akan tetapi sesampainya di sana, Kebo Iwa pun dibunuh tanpa sepengetahuan kerajaan Bali, kemudian Majapahit mengirim Gajah Mada yang berpura-pura mengajak berunding, akan tetapi kemudian ia membunuh raja Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali berada di dalam Kerajaan Majapahit.
Silahkan Lihat Juga
Dari Blog Lain