Minggu, 10 Februari 2013

Taman Gantung Babilonia, sebuah bukti cinta yang rumit


Seseorang pernah melukiskannya lewat sebuah puisi : ”Seseorang bisa minum sari buah di taman ini, hanya dengan membaui aroma pohonnya saja.”
Ketika angin berhembus, daun-daun palem berguguran dibawa angin mengambang ke kolam-kolam lili air, dan ke kota Babylon di bawahnya. Seluruh wilayah kota terbesar pertama di masa kuno ini (penduduknya diperkirakan 200.000 jiwa) terlihat sangat jelas dari puncak taman. Taman Tergantung sebenarnya tidaklah betul-betul "tergantung" seperti terikat dengan tali. Namanya berasal dari terjemahan kata Yunani Kremastos atau kata Latin pensilis, yang bermaksud bukan hanya "tergantung” tetapi "anjung," seperti terletak di atas berandah atau suatu teras.
Taman ini dibangun oleh Nebukadnezar II, cucu Raja Hammurabi yang terkenal, sekitar tahun 600 SM sebagai hadiah untuk istrinya yang merindukan rumahnya, Amyitis. Amytis merindukan pohon-pohon dan tanaman wanginya di Persia, sedangkan dalam tulisan lain dikatakan bahwa istri Nebukadnezar II bernama Amuhia dan ia berasal dari Nusantara.
Taman ini diperkirakan hancur sekitar 2 abad sebelum masehi. Kemudian Taman gantung ini di dokumentasikan oleh sejarawan Yunani seperti Strabo dan Diodorus Circulus. Dalam tulisan-tulisan kuno Taman Gantung Babilonia pertama kali dijelaskan oleh Berossus, seorang imam Babel Marduk yang hidup pada akhir abad ke-4 SM, meskipun buku-bukunya yang hanya dikenal dari kutipan oleh penulis kemudian (misalnya, Flavius ​​Josephus).
Lembaran sejarah paling tua yang mencatat karya arsitektur yang dilengkapi taman sebagai wujud cinta kasih terhadap seseorang yang sangat disayangi adalah di Mesopotamia, Irak purba. Dalam catatan Herodotus,  sejarawan Yunani Kuno yang lahir di Halikarnassos, Karia, disebutkan bahwa saat Raja Nebukadnezar II yang menjadi raja di Kerajaan Babylon baru (605-562 SM), telah memerintahkan untuk membuat taman gantung yang sangat indah, sebagai hadiah kepada Amytis, sang permaisuri yang sangat disayanginya.

Sistem Pengairan
Kota Babilon merupakan daerah kering dan bercurah hujan sedikit. Dibutuhkan teknologi sistem pengairan yang maju agar tanaman tumbuh subur. Dari penggalian ditemukan terowongan dan sistem katrol kompleks yang mengangkat air ke teras atas. Air dipindahkan dengan menggunakan kincir air tipe rantai. Seperti lift, kincir air terdiri dari katrol atas dan bawah. Ember digantung di rantai yang menghubungkan katrol atas dan bawah. Tenaga para budak didayagunakan untuk menaikturunkan ember.Penyiraman dilakukan secara cermat karena taman beresiko runtuh jika air terlalu banyak diserap pilar dan fondasi yang menopang taman. Sungguh merupakan teknologi canggih pada masanya.

Bangsa Babilonia
Berdasarkan sejarah, dinasti pertama dari Babylon didirikan oleh Hammurabi pada masa Neo-Babylonian setelah kehancuran imperium Assyrian. Babylon menjadi salah satu kota terpenting pada zaman Timur Tengah kuno ketika Hammurabi (1792-1750 BC), menjadikannya ibukota kerajaan Babylonia.
Babylon akhirnya dihancurkan pada 689 BC, oleh bangsa Assyria dibawah kepemimpinan SennaCherib, tetapi kembali dibangun lagi. Nabopolassar mendirikan apa yang sekarang dikenal sebagai Chaldean atau Imperium baru Babylonia pada 625 BC, dan akhirnya mencapai masa keemasannya dibawah pemerintahan anaknya Nebuchadnezzar (604-562 BC).
Pada tahun 538 BC, pemimpin terakhir Babylonia menyerah kepada Cyrus Agung dari Persia. Dan ini adalah pertanda berakhirnya dinasti Chaldean dan Babylonia.



Silahkan baca Juga :
Kota Smirna, kota yang fanatik pada Roma
5 Mahkluk Mitos/Mitologi
Perang Barathayudha, kisah perang besar dalam pewayangan
Pembungkus dari Daun Pisang
Mengawetkan Brownies

Dari Blog Lain

Galaksi Antannae, galaksi mirip serangga Antannae
Galaksi Komet, galaksi yang menelantarkan bintang-bintangnya
Materi Gelap, materi penyusun alam semesta
5 Pulau Unik Alami di Indonesia
5 Kerusakan Bumi Akibat Benda Langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar