Minggu, 17 Februari 2013

Candi Ratu Baka, keraton yang terlupakan


Nama "Ratu Baka" berasal dari legenda masyarakat setempat. Ratu Baka (Bahasa Jawa, arti harafiah: "raja bangau") adalah ayah dari Loro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama pada komplek Candi Prambanan.
Secara administratif, situs ini berada di wilayah Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan terletak pada ketinggian hampir 200 m di atas permukaan laut.
Situs ini dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.
Candi ini berada kira-kira 3 km di sebelah selatan dari komplek Candi Prambanan, 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta atau 50 km barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Luas keseluruhan komplek adalah sekitar 25 ha.

Tentang Candhi Ratu Baka
Situs Ratu Boko pertama kali dilaporkan oleh Van Boeckholzt pada tahun 1790, yang menyatakan terdapat reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko. Bukit ini sendiri merupakan cabang dari sistem Pegunungan Sewu, yang membentang dari selatan Yogyakarta hingga daerah Tulungagung. Seratus tahun kemudian baru dilakukan penelitian yang dipimpin oleh FDK Bosch, yang dilaporkan dalam Keraton van Ratoe Boko. Dari sinilah disimpulkan bahwa reruntuhan itu merupakan sisa-sisa keraton.
Prasasti Abhayagiri Wihara adalah prasasti yang berangka tahun 792 M yang berasal dari masa Kerajaan Medang Mataram. Prasasti ini menyebutkan seorang tokoh bernama Tejahpurnapane Panamkarana atau Rakai Panangkaran (746-784 M) yang membangun suatu kawasan wihara di atas bukit yang dinamakan Abhyagiri Wihara ("wihara di bukit yang bebas dari bahaya"). Rakai Panangkaran mengundurkan diri sebagai Raja karena menginginkan ketenangan rohani dan memusatkan pikiran pada masalah keagamaan, salah satunya dengan mendirikan wihara yang bernama Abhayagiri Wihara pada tahun 792 M.
Prasasti yang ditemukan di kawasan bukit Ratu Boko ini dikaitkan dengan keberadaan situs Ratu Baka. Rakai Panangkaran menganut agama Buddha demikian juga bangunan tersebut disebut Abhayagiri Wihara adalah berlatar belakang agama Buddha, sebagai buktinya adalah adanya Arca Dyani Buddha. Namun demikian ditemukan pula unsur–unsur agama Hindu di situs Ratu Boko Seperti adanya Arca Durga, Ganesha dan Yoni.
Di dalam kompleks Ratu Baka ini terdapat bekas gapura, ruang Paseban, kolam, Pendopo, Pringgitan, keputren, dan dua ceruk gua untuk bermeditasi. Tak jauh di sekitar kawasan Ratu Baka juga ditemukan candi Buddha antara lain candi Banyunibo di kaki bukit sisi Tenggara dan candi Sojiwan di sisi utaranya.

dll
ada fasilitas antar jemput gratis bagi pengunjung untuk tur wisata dari Candi Prambanan yang membeli tiket terusan Rp 25.000, sedangkan untuk tiket pelajar dan mahasiswa yang datang dengan rombongan minimal 20 orang dikenakan biaya Rp5.000.
Keistimewaan lain dari situs ini adalah adanya tempat di sebelah kiri gapura yang sekarang biasa disebut "tempat kremasi". Mengingat ukuran dan posisinya, tidak pelak lagi ini merupakan tempat untuk memperlihatkan sesuatu atau suatu kegiatan. Pemberian nama "tempat kremasi" menyiratkan harus adanya kegiatan kremasi rutin di tempat ini yang perlu diteliti lebih lanjut. Sangat boleh jadi perlu dipertimbangkan untuk menyelidiki tempat ini sebagai semacam altar atau tempat sesajen.
Pemerintah pusat sekarang memasukkan komplek Situs Ratu Boko ke dalam otorita khusus, bersama-sama dengan pengelolaan Candi Borobudur dan Candi Prambanan ke dalam satu BUMN, setelah kedua candi terakhir ini dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Sebagai konsekuensinya, Situs Ratu Boko ditata ulang pada beberapa tempat untuk dapat dijadikan tempat pendidikan dan kegiatan budaya.


Silahkan baca Juga :
Legenda Ratu Baka
Isi Surat Perintah 11 Maret
Kota Smirna, kota yang fanatik pada Roma
5 Mahkluk Mitos/Mitologi
Perang Barathayudha, kisah perang besar dalam pewayangan
Pembungkus dari Daun Pisang
Nama-nama Candi di Prambanan

Dari Blog Lain
7 Jalan Raya Kuno
Galaksi Komet, galaksi yang menelantarkan bintang-bintangnya
Materi Gelap, materi penyusun alam semesta
5 Pulau Unik Alami di Indonesia
5 Kerusakan Bumi Akibat Benda Langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar