Rabu, 05 Oktober 2011

Sifilis (Raja Singa)


Merupakan penyakit seksual menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidium. Penularan penyakit ini biasanya melalui kontak seksual, tetapi dapat juga melalui kontak langsung seperti penularan dari ibu pada anak melalui uterus.
Karena banyaknya gejala dan kelainannya yang berbeda-beda antara penderita satu dengan penderita yang lain, Sifilis sulit untuk dideteksi, karena ciri-cirinya meniru penyakit lain dan membuat pengobatannya menjadi tidak akurat, tetapi semenjak perkembangan tes serologikal, penyakit ini mulai dapat dideteksi dengan akurat dan masih terus dikembangkan lagi agar menjadi lebih akurat.
Menurut data departemen kesehatan Indonesia, penderita Sifilis mencapai angka 5.000-10.000 kasus per tahun dan tiga per lima yang tertular adalah laki-laki.
Bila penyakit ini tidak segera dideteksi dan mendapat pengobatan yang tepat dan akurat, maka efeknya akan sangat parah yaitu, kerusakan pada jaringan saraf, jantung dan kerusakan pada sistem otak, maka penderita Sifilis harus segera membawa pasangan seksualnya untuk berobat ke dokter sebelum terlambat.
Penderita Sifilis baru akan mengatahui gejalanya setelah 3-4 minggu masa tenang (tergantung daya tahan tubuh) Ciri-ciri penderita Sifilis adalah timbulnya benjolan pada alat kelamin dan terkadang disertai pusing, nyeri tulang dan demam yang tiba-tiba sembuh sendiri tanpa diobati. Kemudian adanya bercak-bercak merah pada tubuh setelah 6-12 minggu berhubungan seks dengan penderita Sifilis dan mendadak hilang dengan sendirinya.
Sekitar 2-3 tahun pertama, penyakit ini tidak menyerang atau menunjukkan gejala apapun dan biasa disebut masa laten dan baru menyerang setelah 5-10 tahun dan merusak susunan syaraf, pembuluh darah dan jantung.
Bayi juga dapat tertular penyakit Sifilis dari ibunya dan bayi ini akan lahir dengan kerusakan limpa, hati, kulit dan terkadang juga keterbelakangan mental.
Bakteri Treponema pallidium ini berukuran lebih kecil dari bakteri-bakteri lainnya dan berasal dari famili spirochaetacae hanya dapat menular dari hubungan darah, oral sex dan hubungan sex yang wajar ataupun melalui anus, tetapi tidak seperti penyakit AIDS, penyakit ini tidak menular melalui handuk, pegangan pintu, tempat duduk WC, dan gelas penderita Sifilis.
Sifilis dapat dibagi menjadi beberapa stadium yaitu:
  1. Stadium pertama
Munculnya luka kemerahan dan basah di daerah vagina(perempuan) penis (laki-laki), poros usus atau mulut, muncul di tempat pertama kali masuknya bakteri ini ke dalam tubuh seseorang dan di stadium ini, penyakit dapat menular dengan ganas
  1. Stadium kedua
Jika tidak segera diobati, maka akan terjadi ruam terutama di bagian telapak kaki dan tangan, lama kelamaan akan terjadi luka-luka di bibir, mulut, tenggorokan dan vagina, gejalanya akan mirip seperti penyakit flu
  1. Stadium tiga
Para penderita yang tidak segera diobati akan memasuki masa laten, sebuah masa di mana penderita Sifilis tidak merasakan gangguan dan bisa juga disebut masa tenang
  1. Stadium empat
Penderita biasa disebut Sifilis tersier, bakteri telah tersebar ke seluruh tubuh dan akan merusak otak, syaraf, jantung dan tulang.
Sifilis mempermudah masuknya virus HIV masuk melalui luka yang dialami oleh penderita.
Pengobatannya dapat dilakukan dengan penyuntikan penisilin atau antibiotik lainnya, karena menurut dokter, perawatan melalui pil kurang efektif karena penderita terkadang telat atau terlalu cepat meminum obat dan terkadang tidak menyelesaikan pengobatannya.
Sementara cara paling efektif adalah penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat dan dijadikan setengah dosis tiap pantat dan ini adalah cara terlama mengobati Sifilis tetapi paling efektif.
Cara lainnya adalah pemberian kapsul azithromycin lewat mulut, tetapi berisoko gagal, karena beberapa jenis Sifilis kebal terhadap obat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar