dijangkau, hanya berjarak sekitar 20 menit dari pusat kota Blitar ke arah pantai Tambakrejo atau
Bukit Bunda, dan dekat dengan berbagai wisata Blitar lainnya tentu candi ini tidak boleh
dilewatkan!
Saat mengikuti jalan ke Pantai Tambakrejo, aka nada penunjuk jalan ke lokasi Candi Simping
(belok kiri kalau dari arah kota) atau gmaps saja! Candi ini telah terdaftar di gmaps.
Mungkin karena candi ini tidak segagah candi-candi lainnya di Blitar dan juga terletak di ujung
selatan, membuat buku tamu di candi ini tidak setebal candi Penataran, padahal tidak dipungut
biaya masuk sepeserpun, alias GRATIS!
Kondisi Candi
Candi dengan corak Hindu ini ditemukan oleh Belanda dalam kondisi yang cukup utuh di tahun
1800an kemudian berpindah tangan setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia turun
tangan di tahun 1900an. Dikarenakan maraknya pencurian arca dan batu-batu candi, maka
pemerintah membawa arca utamanya yaitu arca Raden Wijaya setinggi 2 meter ke museum
Jakarta. Menurut penjaga (Pak Sulis) yang ditemui di areal candi, mengeluarkan arca itu sendiri
membongkar pintu masuk utama candi dan letusan gunung kelud di tahun 1990 memperparah
kondisi candi, menimbunnya dalam abu setebal 10cm dan meruntuhkan bangunan utamanya.
Arca utamanya yaitu Raden Wijaya dapat dilihat melalui bentuk gambar visual saja, arca ini
menggambarkan Raden Wijaya dalam bentuk Harihara, yaitu perwujudan dewa wisnu dan siwa.
Ada pula empat arca Batara Kala yang terjejer rapi di belakang bangunan utama sebagai
perwujudan penjaga dan peperangan batin manusia selama masih hidup di dunia.
Lalu ada batu penanda yang masih tersisa di dalam bangunan utama yaitu sebuah relik yang
menggambarkan Naga(Siwa) dan kura-kura(Wisnu) sedang menciptakan bumi, masih diletakkan
dupa dan kemenyan serta dipercaya ada abu Raden Wijaya di tempat itu juga sehingga sebagian
pengunjung datang ke candi ini untuk berziarah, terutama saat pemilu, akan banyak calon wakil
rakyat yang meminta restu ke Raden Wijaya.
Sisanya tidak banyak kisah yang bisa diketahui dari candi ini dikarenakan banyaknya pencurian
arca, prasasti dan batu candi serta minimnya tulisan mengenai candi ini selain kitab
Tarumanegara yang mengatakan bahwa candi ini merupakan tempat bersemayamnya Raden
Wijaya.
Silahkan Lihat Juga
Dari Blog Lain