Monumen Kapal Selam Surabaya
Monumen Kapal Selam terletak di Jalan Pemuda di sebelah Delta Plaza, Surabaya.
Monumen ini merupakan Kapal Selam sungguhan yang telah dipotong dan diperbaiki sedikit agar bisa aman dimasuki pengunjung, terutama anak-anak dan orang tua.
Kapal selam yang gagah ini bernama Pasopati yang dahulu pernah digunakan untuk merebut Irian Jaya dari tangan bangsa asing yang masih menjajah Indonesia Timur, dalam melakukan misi penting ini, kapal selam merupakan hal yang paling diandalkan untuk memata-matai dan menyerang musuh secara diam-diam.
Dalam misi perebutan Irian Jaya dan misi-misi pertahanan Indonesia lainnya, Pasopati beserta Alugoro dan beberapa kapal selam lainnya tergabung dalam anggota Hiu Putih yang selalu membawa kemenangan bagi pihak Indonesia.
Untuk masuk ke dalam Monumen Kapal Selam, pengunjung hanya diharuskan membayar Rp.5000,00 saja dan sudah termasuk menonton video tentang sejarah Kapal Selam yang disebut video “Rama”
Di dalam kapal selam, terdapat 6 ruangan yang terbagi dengan pintu mirip pintu palka.
- Ruang 1.
Ruang 1 merupakan ruangan pertama dari pintu masuk awal Kapal Selam dan merupakan tempat tidur bagi awak kapal dan juga ada ruang pribadi bagi seorang kapten kapal
- Ruang 2
Di ruangan 2 terdapat beberapa kabel listrik yang cukup besar dan merupakan ruang mesin kecil yang menghubungkan listrik ke ruang 1
- Ruang 3
Di ruang 3 terdapat dapur untuk memasak, tetapi peralatannya sudah diganti karena yang dahulu sudah rusak, di sini biasanya para awak kapal makan seadanya dan katanya mereka lebih sering memakan nasi goreng dan gudeg
- Ruang 4
Di ruangan yang keempat, terdapat barometer pengukur kedalaman kapal selam yang kini banyak yang sudah rusak dan kondisi di sini terlalu remang-remang akibat kurangnya pencahayaan
- Ruang 5
Di ruangan lima terdapat teleskop yang berfungsi untuk mengintai musuh pada saat berperang, di sini juga banyak kabel-kabel besar yang berlistrik dan bertegangan tinggi, selain itu, pintu palka yang menuju ke ruang 6 adalah pintu palka yang paling rendah.
Di akhir ruang 5 terdapat juga meteran dan pompa yang berfungsi untuk mengeringkan air laut
- Ruang 6
Ruang 6 ini adalah ruang listrik dimana terdapat 2 buah motor listrik/generator pokok untuk menggerakkan baling-baling atau pengisian battery.
Motor listrik ini dapat berfungsi ganda apabila diputar oleh tenaga listrik dari battery, maka berfungsi sebagai motor listrik penggerak ‘Profeler’ dan bila diputar oleh diesel poko berfungsi sebagai ‘Generator’ maka berfungsi untuk pengisian battery
Di sini terdapat juga 2 buah motor ekonomi yang digunakan pada saat kapal berlayar dengan kecepatan ekonomis, serta peralatan bantu lainnya, di sini juga terdapat tempat tidur bagi awak kapal.
Pada saat perang tempur, pintu antar ruang harus tertutup kedap.
Dan di ruangan keenam ini ada jalan menuju ke bagian atas kapal selam dan juga ke bagian bawah kapal selam yang berguna untuk tempat masuknya air laut dan juga diletakkannya sebuah aki berukuran raksasa dan Yang unik di sini adalah, adanya dua pompa tangan untuk memompa kapal selam agar bisa naik
Dan sebenarnya ada satu ruang terakhir, yaitu ruang torpedo yang sudah terang karena adanya cahaya dari pintu keluar dan jalanan menuju ke ruang terkahir ini diperlebar hingga menjadi sekitar 1 meter untuk memudahkan pengunjung terutama anak-anak sekolah.
Di ruang torpedo ini hanya ada 2 torpedo yang tersisa karena kurangnya suku cadang untuk meletakkan torpedo dengan benar, karena beratnya 1,9 ton dan jarak masihng-masing torpedo ini sekitar 4 mil jauhnya.
Pemotongan dan pengangkutan kapal selam ternyata berlangsung dengan jangka waktu yang cukup lama, yaitu sekitar dua tahun.
Selain Pasopati, terdapat pula 12 kapal selam lainnya yang telah dihancurkan atau di besi tuakan karena kondisinya yang telah rusak akibat kadar garam air laut di Indonesia, sementara kapal-kapal selam ini adalah buatan Rusia yang memiliki kadar garam yang berbeda dengan Indonesia.
Rusia juga sempat memeberikan kapal selam sebagai hadiah kepada Ir.Soekarno yang digunakan untuk berperang dalam barisan “Hiu Putih”
Untuk memberi ciri khas tersendiri bagi Indonesia, Ir.Soekarno memeberi julukan/nama-nama wayang kepada kapal-kapal selam seperti : Pasopati, Alugoro, Nanggala, KRI Cakra, Kyai Nagarangsang, dan lain-lain.
Selain armada “Hiu Putih” dikenal juga armada “Macan Tutul” yang berjuang bersama-sama di laut Arafuru tanggal 15 Januari 1962 dan torpedo seberat 1,9 ton ini berhasil meledakkan kapal-kapal bangsa asing dan memberi semangat, juga kemenangan bagi Indonesia.
Kapal Selam ternyata juga dijadikan sebagai simbol TNI-AL di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar